Friday, 15 April 2016

Contoh Makalah Sistem Priodik Unsur



BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Unsur merupakan zat tunggal yang sederhana. Unsur dapat ditemukan di alam bebas ataupun didalam tanah, ada pula unsur yang belum dapat ditemukan di alam bebas. Wujud unsur pun berbeda-beda sesuai dengan tempat ditemukannya. Unsur dapat berbentuk dalam zat padat, cair atau gas.Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur. Ketika unsur yang dikenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tertata dengan baik. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami golongan, periode, dan sifat-sifat unsur  dalam system periodik modern. Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut serta mengenali lebih jauh Sitem Periodik Unsur.
B.  Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian dari tabel periodik unsur ?
2.         Bagaimana bentuk tabel periodik unsur ?
3.         Bagaimana sifat-sifat periodik unsur ?
C.  Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian dari tabel periodik unsur!
2.        Untuk mengetahui bentuk tabel periodik unsur !
3.        Untuk mengetahui sifat-sifat periodik unsur !






BAB II
PEMBAHASAN

A.          Tabel Perodik Unsur

     Tabel Periodik Unsur adalah pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat mengalami perkembangan dari yang paling sederhana hingga modern. Sistem periodik unsur adalah unsur yang mempunyai kemiripan sifat kima dan sifat fisis diletakkan dalam satu golongan dan periode. Letak golongan suatu unsur dalam sistem periodik dapat diramalkan dari subkulit terakhir yang terisi elektron. Sedangkan letak periode suatu unsur dapat ditentukan dari jumlah kulit elektron dari unsur tersebut.

       B.  Periode dan Golongan Unsur-unsur Dalam Sistem Periodik Modern
Pada sistem periodik modern, unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat yang mirip diletakkan pada satu lajur vertikal. Deret vertikal unsur-unsur pada sistem perodik ini disebut golongan unsur. Sedangkan deret horizontal dari unsur-unsur pada sistem periodik disebut periode.
1.        Periode
Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama dalam sistem periodik ditempatkan pada periode yang atau baris yang sama.
Nomor periode = jumlah kulit
Dalam sistem periodik modern, terdapat tujuh periode.
a.  Periode 1, periode yang sangat pendek berisi 2 unsur yaitu H dan He.
b.  Periode 2, periode pendek berisi 8 unsur.
c.  Periode 3, periode berisi 8 unsur.
d.  Periode 4, periode panjang berisi 18 unsur.
e.  Periode 5, periode panjang berisi 18 unsur.
f.  Periode 6, periode sangat panjang berisi 32 unsur.
g.  Periode 7, periode yang belum lengkap.
Unsur –unsur yang hanya mempunyai satu kulit (kulit K saja) terletak pada periode ke-1 (baris paling atas). Unsur-unsur yang mempunyai dua buah kulit (kulit K dan kulit L) terletak pada periode ke-2 (baris kedua), dan seterusnya.
2.        Golongan
Unsur-unsur yang jumlah elektron pada kulit terluarnya sama ditempatkan pada golongan (kolom) yang sama.
Nomor golongan = jumlah elektron pada kulit terluar
Unsur yang hanya segolongan mempunyai sifat-sifat kimia yang sama, sebab memiliki jumlah elektron pada kulit terluar yang sama.
Unsur –unsur yang bernomor atom 1 (hidrogen) sampai bernomor atom 20 (kalsium) termasuk kelompok unsur-unsur utama dan nomor golongannya dibutuhi huruf A.
Ada delapan golongan dari unsur-unsur utama, yaitu:
Golongan
Nama golongan
Jumlah elektron pada kulit terluar
IA
Golongan Alkali
1
IIA
Golongan Alkali Tanah
2
IIIA
Golongan Boron
3
IVA
Golongan Karbon
4
VA
Golongan Nitrogen
5
VIA
Golongan Oksigen
6
VIIA
Golongan Halogen
7
VIIIA
Golongan Gas Mulia
8

C.  Sifat – Sifat  Periodik Unsur
Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur - unsur. Sifat – sifat unsur dalam sistem periodik meliputi :
1)      Jari – jari atom
Jari – jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluarnya. Secara umum bahwa jari – jari atom dalam satu golongan akn semakin besar dari atas kebawah. Sementara dalam satu periode semakin kekanan jari – jari atomnya semakin kecil. Dalam satu golongan, semakin kebawah letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah periodenya. Unsur – unsur dalam satu golongan dari atas kebawah jari – jari atomnya semakin besar karena jumlah kulit atom semakin bertambah. Dalam satu periode semua unsur memiliki jumlah kulit yang sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya, yang diikuti dengan bertambahnya jumlah proton pada inti atom. Dengan demikian, gaya tarik menarik antara protan dan elektron semakin besar dan akibatnya jari – jar atom semakin kecil.


2)      Potensial Ionisasi
Potensial ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan oleh suatu atom netral atau ion untuk melepas satu elektron yang terikat paling luar dalam fase gas terisolasi. Suatu atom netral di beri energi hingga sebuah elektronnya terlepas, energi yang di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi pertama.ionisasi pertama merupakan energy yang digunakan untuk ionisasi sesuai persamaan berikut ini
Apabila terdapat Na+ (g) di berikan lagi energi sehingga terbentuk Na2+(g) , energy yang di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan seterusnya. Elektron – electron dalam suatu atom atau ion saling tarik menarik dengan inti atom atau ion tersebut sehingga potensial ionisasinya berharga positif. Semakin kecil jari – jari atom, potensial ionisasinya semakin besar. Dalam satu periode unsur – unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya.

3)      Aifnitas elektron
Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di serap ketika satu elektron ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi.
Afinitas elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron yang masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas elektron juga di pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom, semakin besar pula pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang memiliki ukuran yang paling kecil akan memiliki muatan inti efektif yang tinggi  pada kulit terluarnya, sehingga memiliki afinitas elaktron yang tinggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah, afinitas elektronya semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kana, afinitas elektronnya semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.


4)      Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemamapuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatannya ketika atom – atom tersebut membentuk ikatan. Unsur–unsur yang memiliki keelektronegatifan tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya. Dalam suatu molekul, unsur yang lebih elektronegatif bermuatan parsial negatif, sedangkan unsur – unsur yang kurang elektronegatif akan bermuatan parsial positif. Keelektronegatifan merupakan suatu konsep dan tidak memiliki satuan karena hanya merupakan perbandingan kemampuan untuk menarik electron.
Secara umum dalam satu periode semakin kekanan, keelktronegatiffan unsur – unsur semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya, dalam satu golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur – unsur semakin menurun. Semakin kecil jari – jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.
















BAB III
PENUTUP

1.          Kesimpulan
Dari pembahasan yang dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a.         Tabel Periodik Unsur adalah pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat mengalami perkembangan dari yang paling sederhana hingga modern.
b.        Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur terdiri dari : Jari – jari atom, Potensial ionisasi, Aifnitas elektron,dan  Keelektronegatifan.
c.         Sistem priodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur tersebut terdapat  golongan, periode, dan sifat-sifat unsur  dalam system periodik modern.
2.          Saran
Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman bisa mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.

Monday, 4 April 2016

contoh makalah kimia KONSEP MOL




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pelajar kerap kali salah tanggapan tentang konsep mol kerana pelajar tidak memahami konsep mol dengan jelas.Sebenarnya konsep mol merupakan satu konsep yang mudah.  Ahli kimia menghadapi masalah untuk bekerja di makmal dengan menggunakan atom kerana saiz atom sangat kecil tentulah jisimnya sangat kecil.Maka mol digunakan.
Mol merupakan unit pengukuran asas dalam bidang kimia. Kebanyakan masalah dalam bindang kimia melibatkan pemahaman tentang konsep mol. Satu diantara pengunaan konsep mol yang ada dikehidupan sehari-hari untuk menghitung jumlah atom dalam unsur air H2O.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Mol ?
2.      Apa saja yang berhubungan dengan Konsep Mol?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Mol
2.      Untuk menjelaskan hubungan yang terkandung dalam Konsep Mol







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Mol

1.      Pengertian Mol
Suatu materi ( atom ,molekol,ion) yang mempunyai ukuran yang sangat kecil.Oleh karena itu,sekecil apapun zat yang kita gunakan akan mengadung sejumlah banyak partikel. Untuk mengunakan banyak pengunaan bilangan yang sangat besar ,maka para ahli kimia memberlakukan satuan jumlah ,sama seperti lusin atau gross ,hanya saja mol menyatakan jumlah yang lebih besar.
                       1 Mol = 6,02 X 1023 (= 602 milyar triliun )
Bilangan 6,02 X 1023 disebut bilangan Avogadro dan dinyatakan dengan lamabang L (untuk menghormati J.Loscmidt ,orang pertama yang menghitung jumlah partikel molekol suatu zat).
                       L = 6,02 X 1023
Setiap satuan pasti memiliki satuan tertentu. Dari manakah asal bilangan 6,02 X 1023 tersebut? Mol didefinisikan sebagai sejumlah massa zat yang mengandung partikel sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram c-12.
2.      Hubungan Mol  dengan Jumlah Partikel

Hubungan Mol (n) dengan jumlah partikel dapat dirumuskan: kuantitas (dalam mol) =  jumlah partikel / NA atau
X = n x L
X = jumlah Partikel
n = Mol
L = 6,02 x 1023
Contoh Soal
1.      Tentukan jumlah partikel ( atom atau molekol terdapat dalam :
a.       1 Mol Ca
b.      2 Mol NH3
Jawab :
a.       Berapa partikel (atom )  terdapat dalam 1 mol kalsium (Ca) ?
X = n x L = 1 mol x 6,02 . 1023 atom mol-1
=  6,02 x 1023 atom
b.      Berapa partikel (molekol)  terdapat dalam 2 mol aminomia(NH3) ?
X = n x L = 2 mol x 6,02 . 1023 atom mol-1
=  1,204 x 1024 atom
2.      Tentukan jumlah atom hydrogen yang terdapat dalam 0,2 mol air.
Jawab : Tiap molekul air (H2O) terdiri atats 2 atom hydrogen .Oleh karena itu ,dalam 0,2mol air terdapat ;
2 x 0,2 mol = 0,4 mol X 6,02 x 1023 atom hydrogen
Jumlah atom hydrogen = 0,4 mol x 6,02 x 1023 atom
= 2,4 x 1023   atom

3.      Hubungan  Mol  dengan Massa Molar (Mm)

Sebelum membahas hubungan mol dengan massa, kalian harus ingat terlebih dahulu tentang  Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr). Masih ingat kan? Kalau begitu kita cek ingatan kalian dengan mengerjakan soal dibawah ini.
1.      Hitung Mr H2SO4 (Ar H = 1, S = 32, dan O = 16)!
2.      Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai berikut.
   Ca =40
   O  = 16
   H =1
Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2!Sudah ingat kan? Maka kita langsung ke materi selanjutnya yaitu mengenai massa molar.Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya sama dengan Ar atau MrUntuk unsur:
1 mol unsur = Ar gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Ar zat dinyatakan dalam gram
                                           atau
Massa molar zat tersebut  = besar Ar zat gram/mol
Untuk senyawa:
1 mol senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1mol zat = Mr zat dinyatakan dalam gram
                                              atau
Massa  molar zat tersebut = besar Mr zat gram/molJadi perbedaan antara massa molar dan massa molekul relatif adalah pada satuannya. Massa molar memiliki satuan gram/mol sedangkan massa molekul relatif tidak memiliki satuan.
Hubungan antara mol dengan massa adalah:Kuantitas (dalam mol) = Massa senyawa atau unsur (gram) / Massa molar senyawa atau  unsur (gram/mol) 

4.      Hubungan Mol dengan Volume Molar ( Vm)
Gas manakan yang memiliki volume lebih besar ,1 mol gas oksigen (O2) atau 1 mol gas karbondioksida (CO2) ?
Menurut Avogadro gas-gas yang bervolum sama mengandung jumlah molekol yang sama pula , asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Hal ini berarti bahwa gas-gas yang memiliki jumah molekol yang sama akan memiliki volum yang sama pula .asalkan diukur pada suhu dan tekanan yang sama.Oleh karena 1 mol setiap gas memiliki jumlah molekol yang sama  (6,02 X 1023 molekol), Maka pada suhu dan tekanan yang sama ,1 mol setiap gas akan memiliki voum yang sama.
Jadi ,voulum gas tidak tergantung pada jenisnya ,tetapi hanya tergantung pada jumlah mol serta suhu dan tekanan saat pengukuran .Voume per molar gas disebut volar molar gas dan dinyatakan dengan lambing Vm.
                            V = n x Vm
V =Volume gas
n = Jumlah mol
Vm = Volume molar
Karena volume molar suatu gas tergantung pada suhu dan tekanan , maka beberapa kondisi akan menjadi acuan dalam penentuan volum gas.
a.      Gas pada keadaan standar
Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas. Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut volume molar .Volume molar adalah volume 1 mol gas yang diukur pada keadaan standar. Keadaan standar yaitu keadaan pada suhu 0 °C (atau273 K) dan tekanan 1 atmosfer (atau 76 cmHg atau 760 mmHg) atau disingkat STP (Standard Temperature and Pressure).
Besarnya volume molar gas dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal:  PV= nRT
P = tekanan = 1 atm
n = mol = 1 mol gas
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
R= tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K
Maka:
P V = nRT
V =1 x 0,082 x 273
V = 22,389
V = 22,4 liter
Jadi, volume standar = VSTP = 22,4 Liter/mol.
Dapat dirumuskan:  V = n x Vm
n     = jumlah mol
Vm  =  VSTP = volume molar
Contoh soal:
1) Berapa kuantitas (dalam mol) gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika diukur pada suhu 0 °C dan tekanan 1 atm?
Jawab:
Kuantitas (dalam mol) H2       =  volume H2/ VSTP
                          =   6,72 L /22,4mol/L                                                  
                                                =   0,3 mol
2) Hitung massa dari 4,48 liter gas C2H2 yang diukur pada keadaan standar!
Jawab:
Kuantitas (dalam mol) C2H2  = volume C2H2 / VSTP    
                                                =  4,48 / 22, 4
                                                = 0,2 mol
Massa C2H2 = mol x Massa molar C2H2
                 = 0,2 mol x 26 gram/mol
                   = 5,2 gram
3)       Hitung volume dari 3,01 x 1023 molekul NO2 yang diukur pada suhu 0 °C dan tekanan 76 cmHg!

Jawab:
kuantitas (dalam mol) NO2 = jumlah partikel /NA
                                    =  3,01 x 1023 partikel / 6,02 x 1023 partikel/mol
                                            = 0,5 mol
Volume NO2  = mol x VSTP
                        = 0,5 mol x 22,4 L/mol
                        = 11,2 liter
b.      Gas pada keadaan nonstandard
Jika volume gas diukur pada keadaan ATP (Am-bient Temperature and Pressure) atau lebih dikenal keadaan non–STP maka menggunakan rumus: P V =  n R T
P = tekanan, satuan P adalah atmosfer (atm)
V = volume, satuan Vadalah liter
n  = mol, satuan nadalah mol
R  = tetapan gas = 0,082 liter atm / mol K
T  = suhu, satuan T adalah Kelvin (K
Contoh soal:
Tentukan volume 1,7 gram gas amonia yang diukur pada suhu 27 °C dan tekanan 76 cmHg!
Jawab:
n = massa amonia / massa molar amonia  
 =   1,7 gram / 17 gram/mol
  = 0,1 mol
P  = (76 cmHg / 76 cmHg)   x 1 atm = 1 atm             
T               = (t + 273) K = 27 + 273 = 300 K
P V           = n R T
1 atm × V = 0,1 mol × 0,082 L atm / mol K × 300 K
V              = 2,46 L
5.      Hubungan Mol dengan Kemolaran Larutan (M)
Campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat disebut larutan. Campuran ini terdiri dari elarut dan zat terlarut . Banyak sedikitnya zat terlarut dalam larutan menunjukan kepekatan larutan .  larutan yang banyak mengandung zat disebut larut pekat  ,sedangkan larutan yang mengandung sedikit zat disebut encer. Satu diantara cara membuktikan kepekatan larutan dalam kimia adalah kemoaran ( M ).Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.


M =
Dengan      M = Kemolaran Larutan
                  n  = Jumlah mol zat terlarut
                  V = Volume larutan  ( dalam liter )











BAB  III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Begitu banyak ilmu pengetahuan di bumi ini yang sangat bermanfaat untuk kita pelajari tentunya.Salah satunya pada perkuliahan kimia Dasar yang kebetulan kelompok kami membahas tentang Konsep Mol.
Adapuan satu diantara materi Konsep mol yang dapat kelompok ini simpulkan
1.      Mol adalah satuan yang digunakan dalam perhitungan kimia dengan mengacu pada satuan Avogadro (6,02 x 1023 )
a.       1 mol unsur Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na.
b.      1 mol senyawa air mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
c.       1 mol senyawa ion NaCl mengandung 6,02 x 1023 ion Na+ dan 6,02 x 1023 ion
2.      Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel adalah 
3.      hubungan Mol dengan Massa Molar (Mm) adalah
4.      hubungan Mol dengan Volume Molar ( Vm) adalah
5.      hubungan Mol dengan Kemolaran Larutan (M)


B.     SARAN
Penulis telah mempersiapkan segala materi dan upaya dilakukan dalam mendapatkan hasil karya ilmiah yang maksimal. Namun sebagai manusia biasa,kami kelompok V masih banyak kekurangan dalam memapar isi materi Kimia Dasar “ Konsep Mol “ . Untuk hal itu, kami mengharapkan kritik dan saran bagi kami yang menbangun.
Dalam penulisan Karya Ilmiah khususnya mata kuliah MIPA, akan banyak mendapat kesulitan saat menulis rumusnya, Untuk itu para penulis Karya Ilmiah diharapkan untuk tidak menunda waktu ketika membuat makalah ,atau Karya Ilmiahnya.


















DAFTAR PUSTAKA